Selasa, 08 Mei 2012

green Tea


Teh Hijau Atasi Obesitas
Related Content
Jika Anda ingin mengurangi efek makanan berlemak yang bersarang di pinggang, Anda mungkin bisa mencoba untuk mengonsumsi teh hijau.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh peneliti Universitas Penn State menemukan bahwa senyawa di teh herbal tersebut dapat menurunkan berat badan pada seekor tikus.
Tikus yang digunakan untuk percobaan merupakan tikus yang mengalami obesitas. Para peneliti menggunakan dua tikus yang memiliki lemak tinggi dan keduanya diberikan jumlah makanan yang sama. Tikus pertama yang diberikan asupan Epigallocatechin-3-gallate (EGCC), sebuah senyawa yang ditemukan pada teh hijau, ternyata ampuh menurunkan berat badan hingga 45% dibandingkan tikus yang lain.
Tak hanya sekedar berat badan yang turun, dari penelitian tersebut juga menunjukkan adanya peningkatan 30% lipid tinja.
"Tampaknya ada dua manfaat, awalnya, EGCG membantu tubuh untuk menyerap lemak dan, kedua, meningkatkan kemampuan untuk memanfaatkan lemak," ujar peneliti Joshua Lambert.
Lambert juga menambahkan seseorang yang meminum secangkir teh hijau per hari akan mendapatkan asupan EGCG, tapi penelitian terbaru mengindikasikan bahwa, mengonsumsi the
hijau tidak berpengaruh pada nafsu makan, dan hanya dapat memperlambat penambahan berat badan.

PROSES PEMBENTUKAN TANAH


PROSES PEMBENTUKAN TANAH

Proses pembentukan tanah adalah perubahan dari bahan induk menjadi lapisan tanah. Perkembangan tanah dari bahan induk yang padat menjadi bahan induk yang agar lunak, selanjutnya berangsur-angsur menjadi tanah pada lapisan bawah (subsoil) dan lapisan tanah bagian atas (topsoil), dalam jangka waktu lama sampai ratusan tahun hingga ribuan tahun. Perubahan-perubahan dari batuan induk sampai menjadi tanah karena batuan induk mengalami proses pelapukan, yaitu proses penghancuran karena iklim.
Tahap pertama dari proses pembentukan tanah adalah proses pelapukan. Proses ini terjadi penghancuran dan pelembutan dari bahan induk tanpa perubahan susunan kimianya. Pelapukan dipengaruhi oleh faktor iklim yang bersifat merusak. Faktor-faktor iklim yang turut menentukan adalah sinar matahari, perbedaan temperatur antara siang dan malam, keadaan musim kemarau dan musim penghujan.
Pada awalnya batuan pecah dalam bentuk pecahan-pecahan batuan dan mineral-mineral penyusunnya. Selanjutnya oleh adanya air, asam dan senyawa-senyawa yang larut dalam air, pecahan-pecahan bantuan dan mineral ini menjadi lunak dan terurai ke dalam unsur-unsur penyusunnya. Dari bahan-bahan sisa penguraian dan senyawa kembali membentuk mineral-mineral baru.
Pelapukan digolongkan dalam tiga bentuk :
  1. Pelapukan fisik
  2. Pelapukan kimia
  3. Pelapukan biologis
Pelapukan fisik sering disebut juga alterasi yakni proses pemecahan dan pelembutan batuan tanpa mengalami perubahan susunan kimia dan tidak ada pembentukan mineral baru.
Pelapukan kimia adalah proses pelapukan dan penguraian pecahan-pecahan batuan dan mineral-mineral ke dalam unsur-unsur penyusunnya yang biasa disertai dengan pembentukan mineral-mineral baru.
Pelapukan biologis adalah pelapukan yang disebabkan kegiatan tanaman dan hewan, baik yang tingkat tinggi maupun yang tingkat rendah. Dalam proses pemecahan batuan induk menjadi tanah terjadi aktivitas hidup organisme. Bakteri autotrof dan lumut-lumut pada waktu mati menjadi bahan organik bagi kehidupan organisme yang lain. Tumbuhan tingkat tinggi berperan dengan aktivitas akar-akarnya masuk dicelah-celah retakan batuan dan seterusnya.


Faktor-Faktor Pembentukan Tanah
Faktor-faktor yang menentukan pembentukan tanah adalah sebagai berikut :
  1. Iklim
  2. Batuan Induk
  3. Vegetasi
  4. Relief (tinggi rendahnya permukaan)
  5. Manusia
  6. Waktu
Semua faktor ini tidak berdiri sendiri tetapi saling mempengaruhi dan saling berkaitan.