Sabtu, 09 Juni 2012

Cara Mudah Membuat Buku Tamu (Cbox) di Blog.
Salah satu fasilitas yang harus ditambahkan ke blog atau website Anda adalah Buku Tamu. Banyak manfaat yang didapatkan dari buku tamu, baik untuk si pemilik blog maupun untuk para pengunjung. Para pengunjung bisa meninggalkan jejak di buku tamu tersebut sehingga si pemilik blog bisa mengetahui bahwa mereka habis berkunjung. Sedang pemilik blog bisa membalas kunjungan tersebut. Buku tamu membuat jalinan silaturrohmi antar blogger bisa berjalan intens. Blog walking sangat terbantu dengan adanya fasilitas yang satu ini.

Salah satu fasilitas buku tamu yang bisa dimanfaatkan, dan kebetulan gratis (orang Indonesia emang suka yang gratisan, hehehe....) adalah Cbox. Untuk itu langsung saja akan disampaikan bagaimana cara membuat buku tamu dengan fasilitas yang satu ini.
  1. Kunjungi http://www.cbox.ws/

  2. Klik Sign Up

  3. Isi form Pendaftaran:

    • Cbox name: isi dengan nama untuk cbox Anda. Nama yang Anda masukkan adalah nama yg nantinya dipakai untuk login

    • Email address: masukkan alamat email

    • Password: buat password

    • Confirm Password: ulangi password di atas

    • Website: masukkan url blog atau website Anda. Untuk cbox berbayar, satu akun untuk satu blog

    • Language: pilih bahasa

    • Style: pilihlah style cbox blog Anda. Sesuaikan dengan warna blog

    • Centang kotak I have read and do agree to the Cbox terms and conditions of service

  4. Klik Create my Cbox!

  5. Masuklan ke email Anda dan periksa Inbox. Akan ada email konfirmasi. Buka email tersebut dan klik link konfirmasi yang ada di email

  6. Mengedit Cbox:

    • Masuk atau login ke Cbox dengan nama login dan password Anda

    • Mengedit ukuran Cbox. Klik Look & Feel ==> Layout Options

    • Mengedit Style Cbox. Klik Look & Feel ==> Style Presets. Klik di style yang diinginkan kemudian klik Confirm

    • Mengedit Warna Cbox. Klik Look & Feel ==> Colours & fonts. Untuk merubah warna klik di kode Warna, misalnya untuk Main BG, Klik di kode warna Main BG dan setelah itu klik warna yan ada di sebelah kanan. Untuk Merubah font ketik saja nama font yang diinginkan, misalnya Arial
  7. Mendapatkan kode Cbox. Klik Publish! Akan ada kode HTML. Kopi kode tersebut untuk di paste di blog

  8. Selamat!!! Anda sudah bisa membuat buku tamu di blog

tugas media pembelajaran


TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN

TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN
TENTANG
MERANCANG MEDIA PEMBELAJARAN



Oleh:





WIKE TRISNAWATI
NIM. 1104186


Dosen:
Dr. Indrati Kusumaningrum, M.Pd



JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
 UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012



BAB I
TEORI PEMBELAJARAN DAN MEDIA
A.  TEORI-TEORI BELAJAR
1.      Pengertian Belajar
Sebagian orang berpendapat bahwa belajar adalah aktivitas yang dilakukan oleh seorang pelajar saja. Baik mereka yang sedang belajar di tingkat sekolah dasar, sekolah tingkat pertama, sekolah tingkat atas, atau di perguruan tinggi. Atau paling tidak mereka yang sedang mengikuti kursus, pelatihan dan kegiatan pendidikan lainnya.
Pendapat seperti itu memandang belajar secara sempit sebagai kegiatan yang hanya dilakukan oleh seseorang yang sedang menempuh pendidikan. Pada hal pengertian belajar itu sendiri sangat luas dan tidak hanya sebagai kegiatan dibangku sekolah saja. Bahkan sepanjang hayat hidup manusia tidak terlepas dari kegiatan belajar.
Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman. Seorang ibu yang mengikuti seminar tentang pengaturan uang keluarga akan mendapatkan pengetahuan tentang mengelola uang keluarga yang kemudian mempengaruhi caranya mengelola uang keluarga. Sebelum seseorang bisa mengendarai sepeda, ia belajar lebih dahulu bagaimana caranya mengendarai sepeda. Dari contoh tersebut, jelaslah bahwa belajar bukan hanya aktivitas yang dilakukan hanya oleh pelajar, tetapi bisa juga ibu rumah tangga dan lain sebagainya. Belajar dapat membawa perubahan bagi si pelaku. Baik perubahan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Dengan perubahan hasil belajar tersebut, membantu orang untuk dapat memecahkan permasalahan dalam hidupnya serta dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan hasil belajar tersebut dapat perubahan kea rah positif atau negative
.Belajar adalah suatu aktifitas dimana terdapat sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa untuk mencapai hasil yang optimal.

2.      Jenis-jenis belajar
a.       Teori Belajar Behavioristik
Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman (Gage, Berliner, 1984) Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000). Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh siswa (respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.

Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila respon dikurangi/dihilangkan (negative reinforcement) maka responpun akan semakin kuat.

b.      Teori Belajar Kognitif
Dalam bab sebelumnya telah dikemukan tentang aspek aspek perkembangan kognitif menurut Piaget yaitu tahap (1) sensory motor; (2) pre operational; (3) concrete operational dan (4) formal operational. Menurut Piaget, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.

Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :
• Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
• Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
• Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
• Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
• Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.

c.       Teori Belajar Konstruktivisme
Teori-teori baru dalam psikologi pendidikan dikelompok dalam teori pembelajaran konstruktivis (constructivist theories of learning). Teori konstruktivis ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide. Teori ini berkembang dari kerja Piaget, Vygotsky, teori-teori pemrosesan informasi, dan teori psikologi kognitif yang lain, seperti
teori Bruner (Slavin dalam Nur, 2002: 8).
Menurut teori konstruktivis ini, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberi kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut ( Nur, 2002 :8).

B.  TEORI MEDIA
1.      Pengertian media pembelajaran
Kata media pengajaran terdiri dari kata “media” dan “pengajaran”. Media atau medium berasal dari kata  latin “Medius” yang berarti “Tengah”. Degan demikian  dapat diketahui bahwa media adalah sesuatu yang menjadi perantara dengan yang lainnya. Dalam bahasa Arab media berarti perantara (Washaail) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach menyebutkan bahwa media  jika dipahami dalam garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu mmeperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap (Arsyad (2002). Terkadang istilah media pembelajaran sering diartikan bergantian dengan  istilah alat bantu  atau media komunikasi. Seperti yang dikemukakan oleh Gagne dan Briggs bahwa secara implisit media pengajaran meliputi alat yang berupa fisik yang digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari  antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, grafi, televisi, film, slide foto, gambar,  dan komputer (Arsyad, 2002).
Dari beberapa definisi dan batasan tentang media pedidikan dan pembelajaran tersebut diatas dapat diketahui bahwa salah satu hal yang mempengaruhi efektifitas proses belajar mengajar baik di dalam kelas maupun di luar kelas adalah penggunaan media pembelajaran baik visual maupun oudio visual.
2.     Fungsi dan manfaat media pembelajaran
Hamalik (1990) mengemukakan bahwa media pembelajaran yang digunakan sebagai alat bantu dalam peroses belajar mengajar berfungsi untuk membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan ransangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Dengan demikian penggunaan media pengajaran dapat membawa manfaat besar terhasap keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas.
Pentingnya media pengajaran juga dikemukakan oleh Sudjana (2002), bahwa dengan penggunaan media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar mengajar  siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dpat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Penggunaan media pembelajaran pada saat terjadinya proses belajar mengajar dalam kelas diharapkan dapat mempertinggi minat dan perhatian siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar yang sedang berlangsung. Hal tersebut dapat mempertinggi motivasi siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar. Selain hal tersebut dengan penggunaan media pembelajaran maka siswa dapat melihat secara langsung, tidak hanya dengan kata-kata sehingga diharapkan siswa dapat lebih mudah memahami apa yang disampaikan oleh guru dalam kelas.
Levie dan Lentz mengemukkan empat fungsi media pengajaran khususnya media visual adalah (1) fungsi atensi yaitu menarik dan mengarahkan  perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pengajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan, (2) fungsi afektif yang dapat mengubah emosi dan sikap siswa, (3) fungsi kognitif yang memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar, dan (4) kompensatoris yaitu memberikan  konteks untuk memahami teks dan memabantu siswa yang lemah dalam membaca dan mengorganisasikan informasi (Arsyad, 2002).
Dari keempat fungsi tersebut, maka dapat diketahui bahwa sesungguhnya penggunaan media pengajaran dapat meningkatkan kualitas hasil belajar mengajar yang diperoleh oleh siswa karena ketiga komponen kognitif, afektif dan psikomotorik dalam proses belajar mengajar dapat dIPAcu. Hal tersebut daat mempertinggi hasil dan prestasi belajar siswa dan sekaligus dapat mendukung dan mendorong siswa yang memeiliki kemampuan yang terbatas dalam menerima informasi dan pesan dalam proses belajar mengajar yang berlansung. Efektifitas penggunaan media terhadap proses belajar bengajar tersebut terjadi karena dalam proses pengugunaannya siswa dilibatkan tidak hanya  dalam benak ataupun mentalnya saja akan tetapi dapat memperhatikan merapa dan menyaksikan secara langung informasi yang disampaikan dalam proses belajar mengajar tersebut.
3.      Jenis-jenis media pembelajaran
Terdapat beberapa jenis media pembelajaran yang biasa digunakan dalam proses pengajaran yaitu media foto, grafik, globe, atlas, film dan sebagainya. Jenis media pegajaran yang sering digunakan dalam kegiatan pembelajaran adalah: (1) media Grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik dan sebagainya, (2) media tiga dimensi yaitu model padat, model penampang, model susun, model kerja, mock up, diorama, (3) media proyeksi seperti slide, film strips, film, OHP dan (4) penggunaan lingkungan sebagai media (Sudjana, 2002).
Media tersebut baik media pembelajaran grafis, media pembelajaran tiga dimensi, media pembelajaran proyeksi dan pembelajaran lingkungan dapat digunakan dalam proses belajar mengajar.
4.      Kriteria dalam memilih media pembelajaran
Fungsi media pembelajaran sebagai alat bantu untuk dapat meningkatkan dan mempertinggi hasil belajar siswa harus didukung oleh ketepatan seorang guru dalam memeilih media yang akan dipergunakan dalam suatu kegiatan proses belajar mengajar. Oleh karena itu seorang guru sebelum memilih media pengajaran tertentu harus menegetahui betul materi yang akan diajarkan, metode yang dipilih, kemudian menentukan jenis alat bantu atau media pengjaran yang akan digunakan. Secara khusus beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam menggunakan media pembelajaran untuk mempertingi kualitas pengajaran adalah:
Pertama, guru perlu memiliki pemahaman media pengajaran antara lain jenis dan manfaat media pembelajaran , kriteria memilih dan menggunakan media pengajaran,menggunakan media sebagai alat bantu mengajar dan tindak lanjut penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar siswa.  Kedua, Guru terampil menggunakan dan membuat media pengajaran sederhana untuk keperluan pengajaran terutama media dua dimensi atau gambar atau foto serta penggunaan media proyeksi. Ketiga, keefektifan dalam menilai penggunaan media  pembelajaran dalam proses pengajaran.
Nana Sudjana menjelaskan beberapa kriteria  dalam memilih media  untuk kepentingan pengajaran yaitu; (1) Ketepatannya dengan tujuan pengajaran, (2) dukungannya terhadap isi bahan pelajaran, (3) kemudahan memperoleh media, (4) keterampilan guru menggunakannya, (5) tersedia waktu untuk menggunakannya, dan (6) sesuai dengan taraf pikir siswa(Sudjana, 2002).
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas dapat diketahui bahwa pemilihan media pembelajaran harus memperhatikan beberapa pertimbangan diantaranya adalah ketepatan dengan tujuan pengajaran. Hal tersebut berarti bahwa media pengajaran yang dipilih harus didasarkan  atas tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan oleh guru sebelumnya.  Selain itu juga media pengajaran  yang telah dipilih harus disesuaikan  engan si bahan atau materi pengajaran yang akan disampaikan. Dengan demikian bahan pengajaran  yang disampaikan harus diklasifikasikan dan disesuaikan dengan media yang dipilih bedasarkan sifat bahan pelajaran apakah fakta, konsep atau generalisasi yang memerlukan bantuan media untuk dpat dipahami dengan mudah oleh siswa.
Selain beberapa hal tersebut, juga yang perlu dipertimbangkan seorang guru dalam memilih media pengajaran  adalah kemampuan guru itu sendiri menggunakan media pengajaran  yang dipilihnya. Apapun jenis media yang dipilih harus disesuaikan dengan kemampuan guru untuk menggunakan media pembelajaran tersebut. Dan selain itu juga harus disesuaikan dengan kemampuan berfikir siswa sehingga makna yang terkandung didalamnya dapat dipahami dengan mudah oleh siswa.
Selain kriteria tersebut di atas Arsyad (2002) mengemukakan bahwa kriteria memilih media pengajaran juga harus mempertimbangkan beberapa hal yaitu: media tersebut praktis, luwes dan bertahan serta memiliki mutu tekhnis. Media yang digunakan dlam proses belajar mengajajar haruslah memiliki kualitas dan mutu yang baik meskipun media tersebut adalah merupakan hasil karya guru sendir, nilainya tidak mahal, sederhana dan seterusnya. Karena dalam pemilihan media pembelajaran tidak perlu dipaksakan, karena media pembelajaran yang mahal dan memebutuhkan waktu lama dalam pembuatannya belum tentu menajdi jaminan sebagai media pembelajaran yang terbaik. Media yang dpiilih seharusya dapat bersifat fleksibel dan dapat digunakan dimana-mana dengan peralatan yang tersedia disekitar kita..

BAB II
MODEL ASSURE
A.  DEFINISI MODEL ASSURE
Sekarang ini para pengajar atau guru dihadapkan dengan tantangan bagaimana cara mengajar degan baik dan bisa diterima baik oleh para muridnya. Tentu saja ini bukan tantangan ringan, karena tiap pengajar dari tiap daerah mempunyai kelebihan dan kekurangan dari berbagai aspek pendidikan, entah itu fasilitasnya, jenis muridnya, dan lain-lain. Pengajar juga harus mempunyai strategi yang jitu untuk setidaknya membuat pengajaran menjadi mudah dan bisa diterima oleh siswa,  karena sulit membuat pengajaran bisa diterima oleh semua siswa. ASSURE model adalah salah satu petunjuk dan perencanaan yang bisa membantu untuk bagaimana cara merencanakan, mengidentifikasi, menentukan tujuan, memilih metode dan bahan, serta evaluasi.
 Model assure ini merupakan rujukan bagi pendidik dalam membelajarkan peserta didik dalam pembelajaran yang direncanakan dan disusun secara sistematis dengan mengintegrasikan teknologi dan media sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan  bermakna bagi peserta didik. Pembelajaran dengan menggunakan ASSURE Model  mempunyai beberapa tahapan yang dapat membantu terwujudnya pembelajaran yang efektif dan bermakan bagi peserta didik.

B.   TAHAPAN TAHAPAN MODEL ASSURE
Tahapan tersebut menurut Smaldino merupakan penjabaran dari ASSURE Model, adalah sebagai berikut:
1.        ANALYZE LEARNER  (Analisis Pembelajar)
Tujuan utama dalam menganalisa termasuk pendidik dapat menemui kebutuhan belajar siswa yang urgen sehingga mereka mampu mendapatkan tingkatan pengetahuan dalam pembelajaran secara maksimal. Analisis pembelajar meliputi tiga faktor kunci dari diri pembelajar yang meliputi :
a)         General Characteristics (Karakteristik Umum)
Karakteristik umum siswa dapat ditemukan melalui variable yang konstan, seperti, jenis kelamin, umur, tingkat perkembangan, budaya dan faktor sosial ekonomi serta etnik. Semua variabel konstan tersebut, menjadi patokan dalam merumuskan strategi dan media yang tepat dalam menyampaikan bahan pelajaran.
b)         Specific Entry Competencies ( Mendiagnosis kemampuan awal pembelajar)  Penelitian yang terbaru menunjukkan bahwa pengetahuan awal siswa merupakan sebuah subyek patokan yang berpengaruh dalam bagaimana dan apa yang dapat mereka pelajari lebih banyak sesuai dengan perkembangan psikologi siswa (Smaldino dari Dick,carey& carey,2001). Hal ini akan memudahkan dalam merancang suatu pembelajaran agar penyamapain materi pelajaran dapat diserap dengan optimal oleh peserta didik sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
c)           Learning Style (Gaya Belajar)
Gaya belajar yang dimiliki setiap pembelajar berbeda-beda dan mengantarkan peserta didik dalam pemaknaan pengetahuan termasuk di dalamnya interaksi dengan dan merespon dengan emosi ketertarikan terhadap pembelajaran. Terdapat tiga macam gaya belajar yang dimiliki peserta didik, yaitu: 1. Gaya belajar visual (melihat) yaitu dengan lebih banyak melihat seperti membaca 2. Gaya belajar audio (mendengarkan), yaitu belajar akan lebih bermakna oleh peserta didik jika pelajarannya tersebut didengarkan dengan serius, 3. Gaya belajar kinestetik (melakukan), yaitu pelajaran akan lebih mudah dipahami oleh peserta didik jika dia sudah mempraktekkan sendiri.

2.        STATE STANDARDS AND OBJECTIVES (Menentukan Standard Dan Tujuan)
Tahap selanjutnya dalam ASSURE model adalah merumuskan tujuan dan standar. Dengan demikian diharapkan peserta didik dapat memperoleh suatu kemampuan dan kompetensi tertentu dari pembelajaran. Dalam merumuskan tujuan dan standar pembelajaran perlu memperhatikan dasar dari strategi, media dan pemilihan media yang tepat.
a)       Pentingnya Merumuskan Tujuan dan Standar dalam Pembelajaran
Dasar dalam penilaian pembelajaran ini menujukkan pengetahuan dan kompetensi seperti apa yang nantinya akan dikuasai oleh peserta didik. Selain itu juga menjadi dasar dalam pembelajaran siswa yang lebih bermakna. Sehingga sebelumnya peserta didik dapat mempersiapkan diri dalam partisipasi dan keaktifannya dalam pembelajaran.
Ada beberapa alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam merancang suatu program pembelajaran seperti yang dijelaskan oleh Wina Sanjaya (2008 : 122-123) berikut ini :
1.      Rumusan tujuan yang jelas dapat digunakan untuk mengevaluasi efektifitas keberhasilan proses pembelajaran.
2.      Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan kegiatan belajar siswa
3.       Tujuan pembelajaran dapat membantu dalam mendesain sistem pembelajaran
4.      Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai kontrol dalam menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran.
b)         Tujuan Pembelajaran yang Berbasis ABCD
Menurut Smaldino,dkk.,setiap rumusan tujuan pembelajaran ini haruslah lengkap. Kejelasan dan kelengkapan ini sangat membantu dalam menentukan model belajar, pemanfaatan media dan sumber belajar berikut asesmen dalam KBM.  Rumusan baku ABCD tadi dijabarkan sebagai berikut:
A = audience
Pebelajar atau peserta didik dengan segala karakterisktiknya. Siapa pun peserta didik, apa pun latar belakangnya, jenjang belajarnya, serta kemampuan prasyaratnya sebaiknya jelas dan rinci.
B = behavior
Perilaku belajar yang dikembangkan dalam pembelajaran. Perlaku belajar mewakili kompetensi, tercermin dalam penggunaan kata kerja. Kata kerja yang digunakan biasanya kata kerja yang terukur dan dapat diamati.
C = conditions
Situasi kondisi atau lingkungan yang memungkinkan bagi pebelajar dapat belajar dengan baik. Penggunaan media dan metode serta sumber belajar menjadi bagian dari kondisi belajar ini. Kondisi ini sebenarnya menunjuk pada istilah strategi pembelajaran tertentu yang diterapkan selama proses belajar mengajar berlangsung.
D = degree
 Persyaratan khusus atau kriteria yang dirumuskan sebagai dibaku sebagai bukti bahwa pencapaian tujuan pembelajaran dan proses belajar berhasil. Kriteria ini dapat dinyatakan dalam presentase benar (%), menggunakan kata-kata seperti tepat/benar, waktu yang harus dipenuhi, kelengkapan persyaratan yang dianggap dapat mengukur pencapaian kompetensi. Ada empat kategori pembelajaran.
1.      Domain Kognitif
Domain kognitif, belajar melibatkan berbagai kemampuan intelektual yang dapat diklasifikasikan baik sebagai verbal / informasi visual atau sebagai ketrampilan intelektual.
2.      Domain Afektif
Dalam domain afektif, pembelajaran melibatkan perasaan dan nilai-nilai.
3.      Motor Domain Skill
4.      Dalam domain ketrampilan motorik, pembelajaran melibatkan atletik, manual, dan ketrampilan seperti fisik.
5.      Domain Interpersonal
Belajar melibatkan interaksi dengan orang-orang.
c)       Tujuan Pembelajaran dan Perbedaan Individu
Berkaitan dengan kemampuan individu dalam menuntaskan atau memahami sebuah materi yang diberikan. Individu yang tidak memiliki kesulitan belajar dengan yang memiliki kesulitan belajar pasti memiliki waktu ketuntasan terhadap materi yang berbeda. Untuk mengatasi hal tersebut, maka timbullah mastery learning (kecepatan dalam menuntaskan materi tergantung dengan kemampuan yang dimiliki tiap individu.

3.        SELECT STRATEGIES, TECHNOLOGY, MEDIA, AND MATERIALS (Memilih, Strategi, Teknologi, Media dan Bahan ajar)
Langkah selanjutnya dalam membuat pembelajaran yang efektif adalah mendukung pemblajaran dengan menggunakan teknologi dan media dalam sistematika pemilihan strategi, teknologi dan media dan bahan ajar.

a). Memilih Strategi Pembelajaran
Pemilihan strategi pembelajarn disesuaikan dengan standar dan tujuan pembelajaran. Selain itu juga memperhatikan gaya belajar dan motivasi siswa yang nantinya dapat mendukung pembelajaran. Strategi pembelajaran dapat mengandung ARCS model (Smaldino dari Keller,1987). ARCS model dapat membantu strategi mana yang dapat membangun  Attention  (perhatian) siswa, pembelajaran berhubungan yang Relevant dengan keutuhan dan tujuan, Convident , desain pembelajaran dapat membantu pemaknaan pengetahuan oleh siswa dan Satisfaction dari usaha belajar siswa.
Strategi pembelajaran dapat terlebih dahulu menentukan metode yang tepat. Beberapa metode yang dianjurkan untuk digunakan ialah (Dewi Salma Prawiradilaga, 2007):
1.      Belajar Berbasis Masalah (problem-based learning)
Metode belajar berbasis masalah melatih ketajaman pola pikir metakognitif, yakni
kemampuan stratregis dalam memecahkan masalah.
2.    Belajar Proyek (project-based learning)
Belajar proyek adalah metode yang melatih kemampuan pebelajar untuk melaksanakan suatu kegiatan di lapangan. Proyek yang dikembangkan dapat pekerjaan atau kegiatan sebenarnya atau berupa simulasi kegiatan.
3.    Belajar Kolaboratif
Metode belajar kolaboratif ditekankan agar pebelajar mampu berlatih menjadi pimpinan dan membina koordinasi antar teman sekelasnya.

b) Memilih Teknologi dan Media yang sesuai dengan Bahan Ajar
Kata Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar. Menurut Lesle J.Brigges dalam Sanjaya (2008 : 204) menyatakan bahwa media adalah alat untuk perangsang bagi peserta didik dalam proses pembelajaran. Selanjutnya Rossi dan Breidle dalam Sanjaya (2008 : 204) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya. Sedangkan menurut Gerlach, media bukan hanya berupa alat atau bahan saja, tetapi hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan. Media itu meliputi orang, bahan, peralatan atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Bentuk media adalah bentuk fisik dimana sebuah pesan digabungkan dan ditampilkan.Bentuk media meliputi, sebagai contoh, diagram (gambar diam dan teks) slide gambar diam lewat proyektor) video (gambar bergerak dalam TV), dan multimedia komputer (grafik, teks, dan barang bergerak dalam TV) Setiap media itu mempunyai kekuatan dan batasan dalam bentuk tipe dari pesan yang bisa direkam dan ditampilkan. Memilih sebuah bentuk media bisa menjadi sebuah tugas yang kompleks-merujuk kepada cakupan yang luas dari media yang tersedia, keanekaragaman siswa dan banyak tujuan yang akan dicapai.Memilih format media dan sumber belajar yang disesuaikan dengan pokok bahasan atau topik. Peran media pembelajaran menurut Smaldino
·         Memilih , Mengubah, dan Merancang Materi
1.      Memilih Materi yang tersedia
·  Melibatkan Spesialis Teknologi/Media
·  Menyurvei Panduan Referensi Sumber dan Media
2.      Mengubah Materi yang ada
3.      Merancang Materi Baru

4.        UTILIZE TECHNOLOGY, MEDIA AND MATERIALS (Menggunakan Teknologi, Media dan Bahan Ajar)

Sebelum memanfaatkan media dan bahan yang ada, sebaiknya  mengikuti langkah-langkah seperti dibawah ini,yaitu:
a).   Mengecek bahan (masih layak pakai atau tidak)
b).   Mempersiapkan bahan
c).   Mempersiapkan lingkungan belajar
d).   Mempersiapkan pembelajar
e).   Menyediakan pengalaman belajar (terpusat pada pengajar atau pembelajar)
·         Preview materi
Pendidik harus melihat dulu materi sebelum mennyampaikannya dalam kelas dan selama proses pembelajaran pendidik harus menentukan materi yang tepat untuk audiens dan memperhatikan tujuannya.
·         Siapkan bahan
Pendidik harus mengumpulkan semua materi dan media yang dibutuhkan pendidik dan peserta didik. Pendidik harus menentukan urutan materi dan penggunaan media. Pendidik harus menggunakan media terlebih dahulu untuk memastikan keadaan media.
·         Siapkan lingkungan
Pendidik harus mengatur fasilitas yang digunakan peserta didik dengan tepat dari materi dan media sesuai dengan lingkungan sekitar.
·         Peserta didik
Memberitahukan peserta didik tentang tujuan pembelajaran. Pendidik menjelaskan bagaimana cara agar peserta didik dapat memperoleh informasi dan cara mengevaluasi materinya.
·         Memberikan pengalaman belajar
Mengajar dan belajar harus menjadi pengalaman. Sebagai guru kita dapat memberikan pengalaman belajar seperti : presentasi di depan kelas dengan projector, demonstrasi, latihan, atau tutorial materi.

5.         REQUIRE LEARNER PARCIPATION (Mengembangkan Partisipasi Peserta Didik)

Tujuan utama dari pembelajaran adalah adanya partisipasi siswa terhadap materi  dan media yang kita tampilkan. Seorang guru pada era teknologi sekarang dituntut untuk  memiliki pengalaman dan praktik menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi ketimbang sekedar memahami dan member informasi kepada siswa. Ini sejalan dengan gagasan konstruktivis bahwa belajar merupakan proses mental aktif yang dibangun berdasarkan pengalaman yang autentik, diman para siswa akan menerima umpan balik informative untuk mencapai tujuan mereka dalam belajar.
1.    Latihan Prnggunaan Teknologi
·  Teknologi sebagai Perkakas Teknologi
·  Teknologi sebagai Perangkat Komunikasi
·  Teknologi sebagi Perangkat Penelitian
· Teknologi sebagai Perangkat Penyelesaian Masalah dan Pengambilan Keputusan
·  Menggunakan Peranti Lunak Pendidikan
·  Menggunakan Media lainnya untuk Latihan
1.    Umpan Balik

6.          EVALUATE AND REVISE (Mengevaluasi dan Merevisi)
Penilaian dan perbaikan adalah aspek yang sangat mendasar untuk mengembangkan kualitas pembelajaran. Penilaian dan perbaikan dapat berdasarkan dua tahapan yaitu:
1.      Penilaian Hasil Belajar Siswa,
·         Penilaian Hasil Belajar Siswa yang Otentik,
·         Penilaian Hasil Belajar Portofolio
·         Penilaian Hasil Belajar yang Tradisional / Elektronik.
2.      Menilai dan Memperbaiki Strategi, teknologi dan Media
3.      Revisi Strategi, Teknologi, dan Media.

Ada beberapa fungsi dari evaluasi antara lain :
a.       Evaluasi merupakan alat yang penting sebagai umpan balik bagi siswa.
b.      Evaluasi merupakan alat yang penting untuk mengetahui bagaimana ketercapaian siswa dalam menguasai tujuan yang telah ditentukan.
c.        Evaluasi dapat memberikan informasi untuk mengembangkan program kurikulum.
d.       Informasi dari hasil evaluasi dapat digunakan siswa secara individual dalam mengambil keputusan.
e.        Evaluasi berguna untuk para pengembang kurikulum khususnya dalam menentukan tujuan khusus yang ingin dicapai
f.        Evaluasi berfungsi sebagai umpan balik untuk orang tua,guru,pengembang kurikulum,pengambil kebijakan

C.  MANFAAT ASSURE MODEL DALAM PEMBELAJARAN
Model ASSURE dicetuskan oleh Heinich, dkk. Sejak tahun 1980-an, dan terus dikembangkan oleh Smaldino, dkk. Hingga sekarang (Dewi Salma Prawiradilaga, 2007). Satu hal yang perlu dicermati dari model ASSURE ini, walaupun berorientasi pada Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), model ini tidak menyebutkan strategi pembelajaran secara eksplisit. Strategi pembelajaran dikembangkan melalui pemilihan dan pemanfaatan metode, media, bahan ajar, serta peran serta peserta didik di kelas.
Model pembelajaran ASSURE sangat membantu dalam merancang program dengan menggunakan berbagai jenis media. Model ini menggunakan beberapa langkah, yaitu Analyze Learners, State Objectives, Select Methods, Media and Materials, Utilize Media and Materials, Require Learner Participation, dan Evaluate and Revise. Kesemua langkah itu berfokus untuk menekankan pengajaran kepada peserta didik dengan berbagai gaya belajar, dan konstruktivis belajar dimana peserta didik diwajibkan untuk berinteraksi dengan lingkungan mereka dan tidak secara pasif menerima informasi.
Secara sederhana manfaat dari model ASSURE Sederhana, relatif mudah untuk diterapkan.
  1. Karena sederhana, maka dapat dikembangkan sendiri oleh pengajar.
  2. Komponen KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) lengkap.
  3. Peserta didik dapat dilibatkan dalam persiapan untuk KBM.

BAB III
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah                        : SMA Negeri 2 Sungai Penuh
Kelas / Semester          : X   / I ( satu )
Mata Pelajaran           : GEOGRAFI
Jumlah Pertemuan     : 6 X  Pertemuan (12 x 35 menit)

Standar  Kompetensi
Kompetensi Dasar
1. Memahami konsep pendekatan,prinsip dan aspek geografi
1.1 menjelaskan konsep geografi
1.2 menjelaskan pendekatan geografi
1.3 menjelaskan prinsip geografi
1.4 mendeskripsikan aspek geografi

Indikator Pencapaian Kompetensi
Tujuan Pembelajaran

1.1.1mendeskripsikan pengertian geografi
1.1.2  menjelaskan perkembangan pandangan para ahli geografi terhadap ilmu geografi
1.1.3 menjelaskan konsep-konsep geografi

1.2.1menjelaskan 3 pendekatan geografi dalam mengkaji hubungan timabal balik antara fenomena dan permasalahannya



1.3.1  mendeskripsikan objek geografi
1.3.2  mengidentifikasi prinsip-prinsip geografi dalam menganalisis berbagai fenomena dan fakta geografi



1.4.1  mendeskripsikan aspek geografi
1.4.2  menyebutkan ilmu-ilmu yang membantu pada studi geografi
1.4.3  mendeskripsikan sarana bantu pada studi geografi
1.4.4  menjelaskan manfaat geografi dalam berbagai aspek kehidupan

Pertemuan I dan II
1.1.1.1 Siswa dapat menjelaskan pengertian geografi
1.1.2.1 Siswa dapat menjelaskan perkembangan pandangan para ahli geografi terhadap ilmu geografi
1.1.3.1 Siswa dapat menjelaskan konsep dasar geografi
1.1.3.2 sSswa dapat mengidentifikasi konsep dasar geografi
1.1.3.3 Siswa dapat menyebutkan contoh konsep geografi
Pertemuan III
1.2.1.1  Siswa dapat menjelaskan pengertian  pendekatan geografi
1.2.1.2  Siswa dapat menyebutkan jenis pendekatan  geografi
1.2.1.3  Siswa dapat mengidentifikasi  jenis pendekatan geografi
1.2.1.4  Siswa dapat menyebutkan   contoh pendekatan geografi

Pertemuan IV
1.3.1.1  Siswa dapat mendeskripsikan objek studi geografi
1.3.2.1  Siswa dapat menjelaskan pengertian prinsip geografi
1.3.2.2  Siswa dapat menyebutkan prinsip-prinsip geografi
1.3.2.3  Siswa dapat menjelaskan prinsip-prinsip geografi
1.3.2.4  Siswa dapat menyebutkan contoh prinsip geografi
Pertemuan V dan VI
1.4.1.1  Siswa dapat menjelaskan perbedaan aspek fisik dan aspek sosial geografi
1.4.1.2  Siswa dapat memberikan contoh aspek-aspek geografi dalam kehidupan sehari-hari
1.4.2.1  Siswa dapat menyebutkan ilmu bantu pada studi geografi
1.4.3.1  Siswa dapat mendeskrisikan sarana bantu pada studi geografi
1.4.3.1  Siswa dapat menjelaskan manfaat geografi dalam berbagai aspek


Materi Pembelajaran
Hakikat Geografi

Metode Pembelajaran
§  Diskusi
§  Ceramah
§  Tanya jawab
§  Penugasan

Kegiatan Pembelajaran


                                                                  Pertemuan I dan II
Kegiatan
Waktu
Ket
A. Pendahuluan
  1. Berdoa dan absensi siswa
  2. Orientasi : memperlihatkan  beberapa contoh gambar fenomena alam
  3. Apersepsi : menanyakan tentang pengertian geografi
  4. Motivasi : memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari geografi
  5. Pemberian acuan : menyampaikan garis besar materi yang akan dipelajari
  6. Pembagian kelompok belajar dan menjelaskan pelaksanan  mekanisme pembelajaran
10 menit

B. Kegiatan Inti
  1. Eksplorasi
       Siswa membaca buku teks geografi tentang  geografi
      2.   Elaborasi
       Siswa   menjawab pertanyaan tentang  Konsep geografi
      3.   Konfirmasi
       guru memberi penegasan terhadap jawaban siswa
       guru memberikan makna tentang geografi

50  menit

C.Penutup
   1.Guru mengarahkan siswa untuk membuat rangkuman/kesimpulan tentang  Konsep geografi
      2.Guru tanya jawab tentang kesimpulan yang telah dirangkum oleh siswa dengan mengambil beberapa  siswa
   3.Guru mengarahkan siswa untuk membuat tugas di rumah tentang  Konsep geografi
10 menit

     
Pertemuan III

Kegiatan
Waktu
Ket
A. Pendahuluan
1.Berdoa dan absensi siswa
2.Orientasi : menanyakan tentang pendekatan ekologi
3.Apersepsi : menanyakan tentang pengertian konsep aglomerasi
4. Motivasi : memberikan gambaran tentang mamfaat mempelajari  pendekatan geografi
5.Pemberian acuan : menyampaikan garis besar materi yang akan dipelajari
6.Pembagian kelompok belajar dan memjelaskan pelaksanan  mekanisme pembelajaran
10 menit

B. Kegiatan Inti
  1. Eksplorasi
       Siswa membaca buku teks geografi tentang pendekatan geografi
      2.   Elaborasi
      Siswa  menjawab pertanyaan tentang pendekatan geografi
      3.   Konfirmasi
      guru memberi penegasan terhadap jawaban siswa
     guru memberikan makna tentang   pendekatan geografi

50 menit

C.Penutup
1.Guru mengarahkan siswa untuk membuat rangkuman/kesimpulan tentang pendekatan geografi
      2.Guru tanya jawab tentang kesimpulan yang telah dira ngkum oleh siswa dengan mengambil beberapa  siswa
      3.Guru mengarahkan siswa untuk membuat tugas di rumah  tentang pendekatan geografi
10 menit


                                                            Pertemuan IV 
Kegiatan
Waktu
Ket
A. Pendahuluan
1.Berdoa dan absensi siswa
2.Orientasi : memperlihatkan  beberapa contoh daerah bencana yang terjadi di indonesia
3.Apersepsi : menanyakan tentang prinsip geografi
4.Motivasi : memberikan gambaran tentang mamfaat mempelajari prinsip geografi
5.Pemberian acuan : menyampaikan garis besar materi yang akan dipelajari
6.Pembagian kelompok belajar dan memjelaskan pelaksanan  mekanisme pembelajaran
10 menit

B. Kegiatan Inti
1.    Eksplorasi
     Siswa membaca buku teks geografi tentang prinsip geografi
      2.   Elaborasi
     Siswa   menjawab pertanyaan tentang prinsip geografi
      3.   Konfirmasi
       guru memberi penegasan terhadap jawaban siswa
        guru memberikan makna tentang   prinsip geografi


35 menit

C.Penutup
      1.Guru mengarahkan siswa untuk membuat rangkuman/kesimpulan tentang  prinsip geografi
      2.Guru tanya jawab tentang kesimpulan yang telah dirangkum oleh siswa dengan mengambil beberapa  siswa
      3.Guru mengarahkan siswa untuk membuat tugas di rumah tentang    prinsip geografi
10 menit


                                                            Pertemuan V dan VI
Kegiatan
Waktu
Ket
A. Pendahuluan
1.Berdoa Dan Absensi Siswa
2.Orientasi : Menanyakan Tentang Pengertian Geografi
3 Apersepsi : menanyakan tentang prinsip geografi
4 Motivasi : memberikan gambaran tentang mamfaat mempelajari aspek fisik dan aspek sosial geografi
5.Pemberian Acuan : menyampaikan garis besar materi yang akan dipelajari
6.Pembagian kelompok belajar dan memjelaskan pelaksanan  mekanisme pembelajaran
10 menit

B. Kegiatan Inti
1.    Eksplorasi
       Siswa membaca buku teks geografi tentang aspek fisik dan aspek sosial geografi
      2.   Elaborasi
       Siswa   menjawab pertanyaan tentang aspek fisik dan aspek sosial geografi
      3.   Konfirmasi
guru memberi penegasan terhadap jawaban siswa
guru memberikan makna tentang   aspek fisik dan aspek sosial geografi


50 menit

C.Penutup
      1.  Guru mengarahkan siswa untuk membuat rangkuman/kesimpulan tentang  aspek fisik dan aspek sosial geografi
      2.  Guru tanya jawab tentang kesimpulan yang telah dirangkum oleh siswa dengan mengambil beberapa  siswa
   3.  Guru mengarahkan siswa untuk membuat tugas di rumah tentang    aspek fisik dan aspek sosial geografi
10 menit


Sumber /Bahan/Alat
a. Sumber : Buku geografi 1 Yudistira SMA Kelas X, buku georafi Widya Utama
                     SMA Kelas X.
b. Alat       : Laptop, Peta dan Globe.

Penilaian hasil belajar

            1.Penilaian kognitif
                        -Teknik penilaian         :tes tertulis
                        -Bentuk Instrumen      :Essay bestruktur
                         -Intrumen                   :Terlampir

            2.Penilaian afektif
                        -Teknik penilaian         : tertulis
                        -Bentuk Instrumen      :observasi/pengamatan
                        -Instrumen                   :Terlampir


Mengetahui                                                                 Sungai Penuh,    juni  2012
Kepala SMAN 2 Sungai Penuh                                              Guru Mata Pelajaran




SUHATMAN JAYA, S.Pd                                                  WIKE TRISNAWATI, S.Pd
NIP. 19601008 198403 1 005                                                 NIP. 19870413 201101 2 013


DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
http://uaksena.com/media-pembelajaran.html diakses tanggal 29 mei 2012
Slavin, R.E. 2000. Educational Psychology: Theory and Practice. Sixth Edition.  Boston: Allyn and Bacon
Smaldino, Sharon.E, dkk. 2011. Instructional Technology & Media For Learning. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.