TUGAS
MEDIA PEMBELAJARAN
TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN
TENTANG
MERANCANG MEDIA PEMBELAJARAN
Oleh:
WIKE TRISNAWATI
NIM. 1104186
Dosen:
Dr. Indrati Kusumaningrum, M.Pd
JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI
PADANG
2012
BAB
I
TEORI
PEMBELAJARAN DAN MEDIA
A. TEORI-TEORI BELAJAR
1.
Pengertian
Belajar
Sebagian
orang berpendapat bahwa belajar adalah aktivitas yang dilakukan oleh seorang
pelajar saja. Baik mereka yang sedang belajar di tingkat sekolah dasar, sekolah
tingkat pertama, sekolah tingkat atas, atau di perguruan tinggi. Atau paling
tidak mereka yang sedang mengikuti kursus, pelatihan dan kegiatan pendidikan
lainnya.
Pendapat seperti itu memandang belajar secara sempit sebagai kegiatan yang hanya dilakukan oleh seseorang yang sedang menempuh pendidikan. Pada hal pengertian belajar itu sendiri sangat luas dan tidak hanya sebagai kegiatan dibangku sekolah saja. Bahkan sepanjang hayat hidup manusia tidak terlepas dari kegiatan belajar.
Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman. Seorang ibu yang mengikuti seminar tentang pengaturan uang keluarga akan mendapatkan pengetahuan tentang mengelola uang keluarga yang kemudian mempengaruhi caranya mengelola uang keluarga. Sebelum seseorang bisa mengendarai sepeda, ia belajar lebih dahulu bagaimana caranya mengendarai sepeda. Dari contoh tersebut, jelaslah bahwa belajar bukan hanya aktivitas yang dilakukan hanya oleh pelajar, tetapi bisa juga ibu rumah tangga dan lain sebagainya. Belajar dapat membawa perubahan bagi si pelaku. Baik perubahan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Dengan perubahan hasil belajar tersebut, membantu orang untuk dapat memecahkan permasalahan dalam hidupnya serta dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan hasil belajar tersebut dapat perubahan kea rah positif atau negative.Belajar adalah suatu aktifitas dimana terdapat sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa untuk mencapai hasil yang optimal.
Pendapat seperti itu memandang belajar secara sempit sebagai kegiatan yang hanya dilakukan oleh seseorang yang sedang menempuh pendidikan. Pada hal pengertian belajar itu sendiri sangat luas dan tidak hanya sebagai kegiatan dibangku sekolah saja. Bahkan sepanjang hayat hidup manusia tidak terlepas dari kegiatan belajar.
Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman. Seorang ibu yang mengikuti seminar tentang pengaturan uang keluarga akan mendapatkan pengetahuan tentang mengelola uang keluarga yang kemudian mempengaruhi caranya mengelola uang keluarga. Sebelum seseorang bisa mengendarai sepeda, ia belajar lebih dahulu bagaimana caranya mengendarai sepeda. Dari contoh tersebut, jelaslah bahwa belajar bukan hanya aktivitas yang dilakukan hanya oleh pelajar, tetapi bisa juga ibu rumah tangga dan lain sebagainya. Belajar dapat membawa perubahan bagi si pelaku. Baik perubahan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Dengan perubahan hasil belajar tersebut, membantu orang untuk dapat memecahkan permasalahan dalam hidupnya serta dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan hasil belajar tersebut dapat perubahan kea rah positif atau negative.Belajar adalah suatu aktifitas dimana terdapat sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa untuk mencapai hasil yang optimal.
2.
Jenis-jenis
belajar
a.
Teori Belajar Behavioristik
Menurut
teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman (Gage, Berliner, 1984) Belajar merupakan akibat adanya interaksi
antara stimulus dan respon (Slavin, 2000). Seseorang dianggap telah belajar
sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini
dalam belajar yang penting adalah input
yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja
yang diberikan guru kepada siswa, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan
siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi
antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat
diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon,
oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima
oleh siswa (respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan
pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi
atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.
Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila respon dikurangi/dihilangkan (negative reinforcement) maka responpun akan semakin kuat.
Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila respon dikurangi/dihilangkan (negative reinforcement) maka responpun akan semakin kuat.
b.
Teori Belajar Kognitif
Dalam
bab sebelumnya telah dikemukan tentang aspek aspek perkembangan kognitif
menurut Piaget yaitu tahap (1) sensory motor; (2) pre operational; (3) concrete
operational dan (4) formal operational. Menurut Piaget, bahwa belajar akan
lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta
didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen
dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan
dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan
rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara
aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.
Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :
• Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
• Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
• Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
• Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
• Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.
Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :
• Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
• Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
• Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
• Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
• Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.
c.
Teori Belajar Konstruktivisme
Teori-teori
baru dalam psikologi pendidikan dikelompok dalam teori pembelajaran
konstruktivis (constructivist theories of learning). Teori konstruktivis ini
menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi
kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya
apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Bagi siswa agar benar-benar
memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan
masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah
dengan ide-ide. Teori ini berkembang dari kerja Piaget, Vygotsky, teori-teori
pemrosesan informasi, dan teori psikologi kognitif yang lain, seperti
teori
Bruner (Slavin dalam Nur, 2002: 8).
Menurut
teori konstruktivis ini, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi
pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada
siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat
memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberi kesempatan siswa untuk
menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi
sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru
dapat memberi siswa anak tangga yang membawa siswa ke pemahaman yang lebih
tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut (
Nur, 2002 :8).
B. TEORI MEDIA
1.
Pengertian
media pembelajaran
Kata media pengajaran terdiri dari
kata “media” dan “pengajaran”. Media atau medium berasal dari kata latin
“Medius” yang berarti “Tengah”. Degan demikian dapat diketahui
bahwa media adalah sesuatu yang menjadi perantara dengan yang lainnya. Dalam
bahasa Arab media berarti perantara (Washaail) atau pengantar pesan dari
pengirim kepada penerima pesan. Gerlach menyebutkan bahwa media jika
dipahami dalam garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun
kondisi yang membuat siswa mampu mmeperoleh pengetahuan, keterampilan atau
sikap (Arsyad (2002). Terkadang istilah media pembelajaran sering diartikan
bergantian dengan istilah alat bantu atau media komunikasi. Seperti
yang dikemukakan oleh Gagne dan Briggs bahwa secara implisit media pengajaran
meliputi alat yang berupa fisik yang digunakan untuk menyampaikan isi materi
pengajaran yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset,
video camera, grafi, televisi, film, slide foto, gambar, dan komputer
(Arsyad, 2002).
Dari beberapa definisi dan batasan
tentang media pedidikan dan pembelajaran tersebut diatas dapat diketahui bahwa
salah satu hal yang mempengaruhi efektifitas proses belajar mengajar baik di
dalam kelas maupun di luar kelas adalah penggunaan media pembelajaran baik visual
maupun oudio visual.
2.
Fungsi dan
manfaat media pembelajaran
Hamalik (1990) mengemukakan bahwa
media pembelajaran yang digunakan sebagai alat bantu dalam peroses belajar
mengajar berfungsi untuk membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan
motivasi dan ransangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh psikologis
terhadap siswa. Dengan demikian penggunaan media pengajaran dapat membawa
manfaat besar terhasap keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di
kelas.
Pentingnya media pengajaran juga
dikemukakan oleh Sudjana (2002), bahwa dengan penggunaan media pembelajaran
dapat mempertinggi proses belajar mengajar siswa dalam pengajaran yang
pada gilirannya diharapkan dpat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.
Penggunaan media pembelajaran pada saat terjadinya proses belajar mengajar
dalam kelas diharapkan dapat mempertinggi minat dan perhatian siswa dalam
mengikuti proses belajar mengajar yang sedang berlangsung. Hal tersebut dapat
mempertinggi motivasi siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar. Selain hal
tersebut dengan penggunaan media pembelajaran maka siswa dapat melihat
secara langsung, tidak hanya dengan kata-kata sehingga diharapkan siswa dapat
lebih mudah memahami apa yang disampaikan oleh guru dalam kelas.
Levie dan Lentz mengemukkan empat
fungsi media pengajaran khususnya media visual adalah (1) fungsi atensi yaitu
menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi
pengajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan, (2) fungsi
afektif yang dapat mengubah emosi dan sikap siswa, (3) fungsi kognitif yang
memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau
pesan yang terkandung dalam gambar, dan (4) kompensatoris yaitu
memberikan konteks untuk memahami teks dan memabantu siswa yang lemah
dalam membaca dan mengorganisasikan informasi (Arsyad, 2002).
Dari keempat fungsi tersebut, maka
dapat diketahui bahwa sesungguhnya penggunaan media pengajaran dapat
meningkatkan kualitas hasil belajar mengajar yang diperoleh oleh siswa karena
ketiga komponen kognitif, afektif dan psikomotorik dalam proses belajar
mengajar dapat dIPAcu. Hal tersebut daat mempertinggi hasil dan prestasi
belajar siswa dan sekaligus dapat mendukung dan mendorong siswa yang memeiliki
kemampuan yang terbatas dalam menerima informasi dan pesan dalam proses belajar
mengajar yang berlansung. Efektifitas penggunaan media terhadap proses belajar
bengajar tersebut terjadi karena dalam proses pengugunaannya siswa dilibatkan
tidak hanya dalam benak ataupun mentalnya saja akan tetapi dapat
memperhatikan merapa dan menyaksikan secara langung informasi yang disampaikan
dalam proses belajar mengajar tersebut.
3.
Jenis-jenis
media pembelajaran
Terdapat
beberapa jenis media pembelajaran yang biasa digunakan dalam proses pengajaran
yaitu media foto, grafik, globe, atlas, film dan sebagainya. Jenis media
pegajaran yang sering digunakan dalam kegiatan pembelajaran adalah: (1) media
Grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik
dan sebagainya, (2) media tiga dimensi yaitu model padat, model penampang,
model susun, model kerja, mock up, diorama, (3) media proyeksi seperti slide,
film strips, film, OHP dan (4) penggunaan lingkungan sebagai media (Sudjana,
2002).
Media
tersebut baik media pembelajaran grafis, media pembelajaran tiga dimensi,
media pembelajaran proyeksi dan pembelajaran lingkungan dapat digunakan dalam
proses belajar mengajar.
4. Kriteria dalam memilih media
pembelajaran
Fungsi media pembelajaran sebagai
alat bantu untuk dapat meningkatkan dan mempertinggi hasil belajar siswa harus
didukung oleh ketepatan seorang guru dalam memeilih media yang akan
dipergunakan dalam suatu kegiatan proses belajar mengajar. Oleh karena itu
seorang guru sebelum memilih media pengajaran tertentu harus menegetahui betul
materi yang akan diajarkan, metode yang dipilih, kemudian menentukan jenis alat
bantu atau media pengjaran yang akan digunakan. Secara khusus beberapa hal yang
perlu diperhatikan guru dalam menggunakan media pembelajaran untuk mempertingi
kualitas pengajaran adalah:
Pertama, guru perlu memiliki
pemahaman media pengajaran antara lain jenis dan manfaat media pembelajaran ,
kriteria memilih dan menggunakan media pengajaran,menggunakan media sebagai
alat bantu mengajar dan tindak lanjut penggunaan media pembelajaran dalam
proses belajar siswa. Kedua, Guru terampil menggunakan dan membuat media
pengajaran sederhana untuk keperluan pengajaran terutama media dua dimensi atau
gambar atau foto serta penggunaan media proyeksi. Ketiga, keefektifan dalam
menilai penggunaan media pembelajaran dalam proses pengajaran.
Nana Sudjana menjelaskan beberapa
kriteria dalam memilih media untuk kepentingan pengajaran yaitu;
(1) Ketepatannya dengan tujuan pengajaran, (2) dukungannya terhadap isi bahan
pelajaran, (3) kemudahan memperoleh media, (4) keterampilan guru
menggunakannya, (5) tersedia waktu untuk menggunakannya, dan (6) sesuai dengan
taraf pikir siswa(Sudjana, 2002).
Berdasarkan penjelasan tersebut di
atas dapat diketahui bahwa pemilihan media pembelajaran harus memperhatikan
beberapa pertimbangan diantaranya adalah ketepatan dengan tujuan pengajaran.
Hal tersebut berarti bahwa media pengajaran yang dipilih harus didasarkan
atas tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan oleh guru
sebelumnya. Selain itu juga media pengajaran yang telah dipilih
harus disesuaikan engan si bahan atau materi pengajaran yang akan
disampaikan. Dengan demikian bahan pengajaran yang disampaikan harus
diklasifikasikan dan disesuaikan dengan media yang dipilih bedasarkan sifat
bahan pelajaran apakah fakta, konsep atau generalisasi yang memerlukan bantuan
media untuk dpat dipahami dengan mudah oleh siswa.
Selain beberapa hal tersebut, juga
yang perlu dipertimbangkan seorang guru dalam memilih media pengajaran
adalah kemampuan guru itu sendiri menggunakan media pengajaran yang
dipilihnya. Apapun jenis media yang dipilih harus disesuaikan dengan kemampuan
guru untuk menggunakan media pembelajaran tersebut. Dan selain itu juga harus
disesuaikan dengan kemampuan berfikir siswa sehingga makna yang terkandung
didalamnya dapat dipahami dengan mudah oleh siswa.
Selain kriteria tersebut di atas
Arsyad (2002) mengemukakan bahwa kriteria memilih media pengajaran juga harus
mempertimbangkan beberapa hal yaitu: media tersebut praktis, luwes dan bertahan
serta memiliki mutu tekhnis. Media yang digunakan dlam proses belajar
mengajajar haruslah memiliki kualitas dan mutu yang baik meskipun media
tersebut adalah merupakan hasil karya guru sendir, nilainya tidak mahal,
sederhana dan seterusnya. Karena dalam pemilihan media pembelajaran tidak perlu
dipaksakan, karena media pembelajaran yang mahal dan memebutuhkan waktu lama
dalam pembuatannya belum tentu menajdi jaminan sebagai media pembelajaran yang
terbaik. Media yang dpiilih seharusya dapat bersifat fleksibel dan dapat
digunakan dimana-mana dengan peralatan yang tersedia disekitar kita..
BAB
II
MODEL
ASSURE
A. DEFINISI MODEL ASSURE
Sekarang ini para pengajar atau guru
dihadapkan dengan tantangan bagaimana cara mengajar degan baik dan bisa
diterima baik oleh para muridnya. Tentu saja ini bukan tantangan ringan, karena
tiap pengajar dari tiap daerah mempunyai kelebihan dan kekurangan dari berbagai
aspek pendidikan, entah itu fasilitasnya, jenis muridnya, dan lain-lain. Pengajar juga harus
mempunyai strategi yang jitu untuk setidaknya membuat pengajaran menjadi mudah
dan bisa diterima oleh siswa, karena sulit membuat pengajaran bisa
diterima oleh semua siswa. ASSURE model adalah salah satu petunjuk dan
perencanaan yang bisa membantu untuk bagaimana cara merencanakan,
mengidentifikasi, menentukan tujuan, memilih metode dan bahan, serta evaluasi.
Model assure ini merupakan rujukan
bagi pendidik dalam membelajarkan peserta didik dalam pembelajaran yang
direncanakan dan disusun secara sistematis dengan mengintegrasikan teknologi
dan media sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan bermakna bagi
peserta didik. Pembelajaran dengan menggunakan ASSURE Model mempunyai beberapa tahapan yang dapat membantu
terwujudnya pembelajaran yang efektif dan bermakan bagi peserta didik.
B. TAHAPAN TAHAPAN MODEL ASSURE
Tahapan tersebut menurut Smaldino merupakan
penjabaran dari ASSURE Model, adalah sebagai berikut:
1.
ANALYZE LEARNER (Analisis Pembelajar)
Tujuan utama dalam menganalisa termasuk pendidik
dapat menemui kebutuhan belajar siswa yang urgen sehingga mereka mampu
mendapatkan tingkatan pengetahuan dalam pembelajaran secara maksimal. Analisis
pembelajar meliputi tiga faktor kunci dari diri pembelajar yang meliputi :
a)
General Characteristics (Karakteristik Umum)
Karakteristik umum siswa dapat ditemukan melalui
variable yang konstan, seperti, jenis kelamin, umur, tingkat perkembangan,
budaya dan faktor sosial ekonomi serta etnik. Semua
variabel konstan tersebut, menjadi
patokan dalam merumuskan strategi dan media yang tepat dalam menyampaikan bahan
pelajaran.
b)
Specific Entry Competencies ( Mendiagnosis kemampuan awal pembelajar) Penelitian yang terbaru menunjukkan bahwa pengetahuan awal siswa
merupakan sebuah subyek patokan yang berpengaruh dalam bagaimana dan apa yang
dapat mereka pelajari lebih banyak sesuai dengan perkembangan psikologi siswa
(Smaldino dari Dick,carey& carey,2001). Hal ini akan memudahkan
dalam merancang suatu pembelajaran agar penyamapain materi pelajaran dapat
diserap dengan optimal oleh peserta didik sesuai dengan kemampuan yang
dimilikinya.
c)
Learning Style (Gaya
Belajar)
Gaya belajar yang dimiliki setiap pembelajar
berbeda-beda dan mengantarkan peserta didik dalam pemaknaan pengetahuan
termasuk di dalamnya interaksi dengan dan merespon dengan emosi ketertarikan
terhadap pembelajaran. Terdapat tiga macam gaya belajar yang dimiliki peserta
didik, yaitu: 1. Gaya belajar visual (melihat) yaitu dengan lebih banyak melihat seperti membaca 2.
Gaya belajar audio (mendengarkan), yaitu belajar akan lebih bermakna oleh
peserta didik jika pelajarannya tersebut didengarkan dengan serius, 3. Gaya
belajar kinestetik (melakukan), yaitu pelajaran akan lebih mudah dipahami
oleh peserta didik jika dia sudah mempraktekkan sendiri.
2.
STATE STANDARDS AND OBJECTIVES (Menentukan Standard Dan Tujuan)
Tahap selanjutnya dalam ASSURE model adalah
merumuskan tujuan dan standar. Dengan demikian diharapkan peserta didik dapat
memperoleh suatu kemampuan dan kompetensi tertentu dari pembelajaran. Dalam
merumuskan tujuan dan standar pembelajaran perlu memperhatikan dasar dari
strategi, media dan pemilihan media yang tepat.
a)
Pentingnya Merumuskan Tujuan dan Standar
dalam Pembelajaran
Dasar dalam penilaian pembelajaran ini menujukkan
pengetahuan dan kompetensi seperti apa yang nantinya akan dikuasai oleh peserta
didik. Selain itu juga menjadi dasar dalam pembelajaran siswa yang lebih
bermakna. Sehingga sebelumnya peserta didik dapat mempersiapkan diri dalam
partisipasi dan keaktifannya dalam pembelajaran.
Ada beberapa alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan
dalam merancang suatu program pembelajaran seperti yang dijelaskan oleh Wina
Sanjaya (2008 : 122-123) berikut ini :
1.
Rumusan tujuan yang jelas dapat
digunakan untuk mengevaluasi efektifitas keberhasilan proses pembelajaran.
2.
Tujuan pembelajaran dapat digunakan
sebagai pedoman dan panduan kegiatan belajar siswa
3.
Tujuan pembelajaran dapat membantu dalam
mendesain sistem pembelajaran
4.
Tujuan pembelajaran dapat digunakan
sebagai kontrol dalam menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran.
b)
Tujuan Pembelajaran yang Berbasis ABCD
Menurut Smaldino,dkk.,setiap rumusan tujuan
pembelajaran ini haruslah lengkap. Kejelasan dan kelengkapan ini sangat
membantu dalam menentukan model belajar, pemanfaatan media dan sumber belajar
berikut asesmen dalam KBM. Rumusan baku ABCD
tadi dijabarkan sebagai berikut:
A = audience
Pebelajar atau peserta didik dengan segala
karakterisktiknya. Siapa pun peserta didik, apa pun latar belakangnya, jenjang
belajarnya, serta kemampuan prasyaratnya sebaiknya jelas dan rinci.
B = behavior
Perilaku belajar yang dikembangkan dalam
pembelajaran. Perlaku belajar mewakili kompetensi, tercermin dalam penggunaan
kata kerja. Kata kerja yang digunakan biasanya kata kerja yang terukur dan
dapat diamati.
C = conditions
Situasi kondisi atau lingkungan yang memungkinkan
bagi pebelajar dapat belajar dengan baik. Penggunaan media dan metode serta
sumber belajar menjadi bagian dari kondisi belajar ini. Kondisi ini sebenarnya
menunjuk pada istilah strategi pembelajaran tertentu yang diterapkan selama
proses belajar mengajar berlangsung.
D = degree
Persyaratan khusus atau kriteria yang
dirumuskan sebagai dibaku sebagai bukti bahwa pencapaian tujuan pembelajaran
dan proses belajar berhasil. Kriteria ini dapat dinyatakan dalam presentase
benar (%), menggunakan kata-kata seperti tepat/benar, waktu yang harus
dipenuhi, kelengkapan persyaratan yang dianggap dapat mengukur pencapaian
kompetensi. Ada empat kategori pembelajaran.
1.
Domain Kognitif
Domain kognitif, belajar melibatkan berbagai
kemampuan intelektual yang dapat diklasifikasikan baik sebagai verbal /
informasi visual atau sebagai ketrampilan intelektual.
2.
Domain Afektif
Dalam domain afektif, pembelajaran melibatkan perasaan
dan nilai-nilai.
3.
Motor Domain Skill
4.
Dalam domain ketrampilan motorik,
pembelajaran melibatkan atletik, manual, dan ketrampilan seperti fisik.
5.
Domain Interpersonal
Belajar melibatkan interaksi dengan orang-orang.
c)
Tujuan Pembelajaran dan Perbedaan
Individu
Berkaitan dengan kemampuan individu dalam menuntaskan atau memahami sebuah
materi yang diberikan. Individu yang tidak memiliki kesulitan belajar dengan
yang memiliki kesulitan belajar pasti memiliki waktu ketuntasan terhadap materi
yang berbeda. Untuk mengatasi hal tersebut, maka timbullah mastery
learning (kecepatan dalam
menuntaskan materi tergantung dengan kemampuan yang dimiliki tiap individu.
3.
SELECT STRATEGIES, TECHNOLOGY, MEDIA,
AND MATERIALS (Memilih, Strategi, Teknologi, Media dan Bahan ajar)
Langkah selanjutnya dalam membuat pembelajaran yang
efektif adalah mendukung pemblajaran dengan menggunakan teknologi dan media
dalam sistematika pemilihan strategi, teknologi dan media dan bahan ajar.
a). Memilih Strategi Pembelajaran
Pemilihan strategi pembelajarn disesuaikan dengan
standar dan tujuan pembelajaran. Selain itu juga memperhatikan gaya belajar dan
motivasi siswa yang nantinya dapat mendukung pembelajaran. Strategi
pembelajaran dapat mengandung ARCS model (Smaldino dari
Keller,1987). ARCS model dapat membantu strategi mana yang dapat membangun
Attention (perhatian) siswa, pembelajaran berhubungan yang Relevant dengan keutuhan dan tujuan, Convident , desain pembelajaran dapat membantu pemaknaan
pengetahuan oleh siswa dan Satisfaction dari usaha belajar siswa.
Strategi pembelajaran dapat terlebih dahulu
menentukan metode yang tepat. Beberapa metode yang
dianjurkan untuk digunakan ialah (Dewi Salma Prawiradilaga, 2007):
1.
Belajar Berbasis Masalah (problem-based
learning)
Metode belajar berbasis masalah melatih ketajaman
pola pikir metakognitif, yakni
kemampuan stratregis dalam memecahkan masalah.
2. Belajar Proyek (project-based learning)
Belajar proyek adalah metode yang
melatih kemampuan pebelajar untuk melaksanakan suatu kegiatan di lapangan.
Proyek yang dikembangkan dapat pekerjaan atau kegiatan sebenarnya atau berupa
simulasi kegiatan.
3. Belajar Kolaboratif
Metode belajar kolaboratif ditekankan
agar pebelajar mampu berlatih menjadi pimpinan dan membina koordinasi antar
teman sekelasnya.
b) Memilih Teknologi dan Media yang sesuai dengan
Bahan Ajar
Kata Media berasal dari bahasa latin yang merupakan
bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah dapat diartikan sebagai
perantara atau pengantar. Menurut Lesle J.Brigges dalam Sanjaya (2008 : 204)
menyatakan bahwa media adalah alat untuk perangsang bagi peserta didik dalam
proses pembelajaran. Selanjutnya Rossi dan Breidle dalam Sanjaya (2008 : 204)
mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat
dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah
dan sebagainya. Sedangkan menurut Gerlach, media bukan hanya berupa alat atau
bahan saja, tetapi hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat memperoleh
pengetahuan. Media itu meliputi orang, bahan, peralatan atau kegiatan yang
menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan,
keterampilan dan sikap.
Bentuk media adalah bentuk fisik dimana sebuah pesan digabungkan dan
ditampilkan.Bentuk media meliputi, sebagai contoh, diagram (gambar diam dan
teks) slide gambar diam lewat proyektor) video (gambar bergerak dalam TV), dan multimedia
komputer (grafik, teks, dan barang bergerak dalam TV) Setiap media itu
mempunyai kekuatan dan batasan dalam bentuk tipe dari pesan yang bisa direkam
dan ditampilkan. Memilih sebuah bentuk media bisa menjadi sebuah tugas yang
kompleks-merujuk kepada cakupan yang luas dari media yang tersedia,
keanekaragaman siswa dan banyak tujuan yang akan dicapai.Memilih format media
dan sumber belajar yang disesuaikan dengan pokok bahasan atau topik. Peran media pembelajaran menurut Smaldino
·
Memilih , Mengubah,
dan Merancang Materi
1.
Memilih Materi yang tersedia
· Melibatkan Spesialis Teknologi/Media
· Menyurvei Panduan Referensi Sumber dan Media
2.
Mengubah Materi yang ada
3.
Merancang Materi Baru
4.
UTILIZE TECHNOLOGY, MEDIA AND MATERIALS (Menggunakan Teknologi, Media dan Bahan Ajar)
Sebelum memanfaatkan media dan bahan yang ada, sebaiknya mengikuti
langkah-langkah seperti dibawah ini,yaitu:
a). Mengecek
bahan (masih layak pakai atau tidak)
b). Mempersiapkan
bahan
c).
Mempersiapkan lingkungan belajar
d).
Mempersiapkan pembelajar
e). Menyediakan
pengalaman belajar (terpusat pada pengajar atau pembelajar)
· Preview materi
Pendidik harus melihat dulu materi sebelum mennyampaikannya dalam kelas dan
selama proses pembelajaran pendidik harus menentukan materi yang tepat untuk
audiens dan memperhatikan tujuannya.
· Siapkan bahan
Pendidik harus mengumpulkan semua materi dan media yang dibutuhkan pendidik
dan peserta didik. Pendidik harus menentukan urutan materi dan penggunaan
media. Pendidik harus menggunakan media terlebih dahulu untuk memastikan
keadaan media.
· Siapkan
lingkungan
Pendidik harus mengatur fasilitas yang digunakan peserta didik dengan tepat
dari materi dan media sesuai dengan lingkungan sekitar.
· Peserta didik
Memberitahukan peserta didik tentang tujuan pembelajaran. Pendidik
menjelaskan bagaimana cara agar peserta didik dapat memperoleh informasi dan
cara mengevaluasi materinya.
· Memberikan
pengalaman belajar
Mengajar dan belajar harus menjadi pengalaman. Sebagai guru kita dapat
memberikan pengalaman belajar seperti : presentasi di depan kelas dengan
projector, demonstrasi, latihan, atau tutorial materi.
5.
REQUIRE LEARNER PARCIPATION (Mengembangkan Partisipasi Peserta Didik)
Tujuan utama dari pembelajaran adalah adanya partisipasi siswa terhadap
materi dan media yang kita tampilkan. Seorang guru pada era teknologi
sekarang dituntut untuk memiliki pengalaman dan praktik menerapkan,
menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi ketimbang sekedar memahami dan
member informasi kepada siswa. Ini sejalan dengan gagasan konstruktivis bahwa
belajar merupakan proses mental aktif yang dibangun berdasarkan pengalaman yang
autentik, diman para siswa akan menerima umpan balik informative untuk mencapai
tujuan mereka dalam belajar.
1. Latihan Prnggunaan
Teknologi
· Teknologi sebagai Perkakas Teknologi
· Teknologi sebagai Perangkat Komunikasi
· Teknologi sebagi Perangkat Penelitian
· Teknologi sebagai Perangkat Penyelesaian Masalah dan Pengambilan Keputusan
· Menggunakan Peranti Lunak Pendidikan
· Menggunakan Media lainnya untuk Latihan
1.
Umpan Balik
6.
EVALUATE AND REVISE (Mengevaluasi dan
Merevisi)
Penilaian dan perbaikan adalah aspek yang sangat mendasar untuk mengembangkan
kualitas pembelajaran. Penilaian dan perbaikan dapat berdasarkan dua tahapan
yaitu:
1.
Penilaian Hasil
Belajar Siswa,
· Penilaian Hasil Belajar Siswa yang Otentik,
· Penilaian Hasil Belajar Portofolio
· Penilaian Hasil Belajar yang Tradisional / Elektronik.
2.
Menilai dan
Memperbaiki Strategi, teknologi dan Media
3.
Revisi Strategi,
Teknologi, dan Media.
Ada beberapa fungsi dari evaluasi antara lain :
a.
Evaluasi merupakan alat yang penting
sebagai umpan balik bagi siswa.
b.
Evaluasi merupakan alat yang penting
untuk mengetahui bagaimana ketercapaian siswa dalam menguasai tujuan yang telah
ditentukan.
c.
Evaluasi dapat memberikan informasi
untuk mengembangkan program kurikulum.
d.
Informasi dari hasil evaluasi dapat
digunakan siswa secara individual dalam mengambil keputusan.
e.
Evaluasi berguna untuk para pengembang
kurikulum khususnya dalam menentukan tujuan khusus yang ingin dicapai
f.
Evaluasi berfungsi sebagai umpan balik
untuk orang tua,guru,pengembang kurikulum,pengambil kebijakan
C. MANFAAT ASSURE MODEL DALAM PEMBELAJARAN
Model ASSURE dicetuskan oleh Heinich,
dkk. Sejak tahun 1980-an, dan terus dikembangkan oleh Smaldino, dkk. Hingga
sekarang (Dewi Salma Prawiradilaga, 2007). Satu hal yang perlu dicermati dari
model ASSURE ini, walaupun berorientasi pada Kegiatan Belajar Mengajar (KBM),
model ini tidak menyebutkan strategi pembelajaran secara eksplisit. Strategi
pembelajaran dikembangkan melalui pemilihan dan pemanfaatan metode, media,
bahan ajar, serta peran serta peserta didik di kelas.
Model pembelajaran ASSURE sangat
membantu dalam merancang program dengan menggunakan berbagai jenis media. Model
ini menggunakan beberapa langkah, yaitu Analyze Learners, State Objectives,
Select Methods, Media and Materials, Utilize Media and Materials, Require
Learner Participation, dan Evaluate and Revise. Kesemua langkah itu
berfokus untuk menekankan pengajaran kepada peserta didik dengan berbagai gaya belajar, dan konstruktivis belajar dimana
peserta didik diwajibkan untuk berinteraksi dengan lingkungan mereka dan tidak
secara pasif menerima informasi.
Secara sederhana manfaat dari model ASSURE
Sederhana, relatif mudah untuk diterapkan.
- Karena sederhana, maka dapat dikembangkan sendiri oleh pengajar.
- Komponen KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) lengkap.
- Peserta didik dapat dilibatkan dalam persiapan untuk KBM.
BAB
III
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMA Negeri 2 Sungai Penuh
Kelas / Semester : X / I ( satu )
Mata Pelajaran :
GEOGRAFI
Jumlah
Pertemuan : 6 X
Pertemuan (12 x 35 menit)
Standar
Kompetensi
|
Kompetensi
Dasar
|
1. Memahami konsep pendekatan,prinsip dan
aspek geografi
|
1.1 menjelaskan konsep geografi
1.2 menjelaskan pendekatan geografi
1.3 menjelaskan prinsip geografi
1.4 mendeskripsikan aspek geografi
|
Indikator Pencapaian Kompetensi
|
Tujuan
Pembelajaran
|
1.1.1mendeskripsikan pengertian geografi
1.1.2
menjelaskan
perkembangan pandangan para ahli geografi terhadap ilmu geografi
1.1.3
menjelaskan konsep-konsep geografi
1.2.1menjelaskan
3 pendekatan geografi dalam mengkaji hubungan timabal balik antara fenomena
dan permasalahannya
1.3.1 mendeskripsikan objek geografi
1.3.2 mengidentifikasi prinsip-prinsip geografi
dalam menganalisis berbagai fenomena dan fakta geografi
1.4.1 mendeskripsikan aspek geografi
1.4.2 menyebutkan ilmu-ilmu yang membantu pada
studi geografi
1.4.3 mendeskripsikan sarana bantu pada studi
geografi
1.4.4 menjelaskan manfaat geografi dalam berbagai
aspek kehidupan
|
Pertemuan
I dan II
1.1.1.1
Siswa dapat menjelaskan pengertian geografi
1.1.2.1
Siswa dapat menjelaskan perkembangan pandangan para ahli geografi terhadap
ilmu geografi
1.1.3.1
Siswa dapat menjelaskan konsep dasar geografi
1.1.3.2
sSswa dapat mengidentifikasi konsep dasar geografi
1.1.3.3
Siswa dapat menyebutkan contoh konsep geografi
Pertemuan III
1.2.1.1 Siswa
dapat menjelaskan pengertian
pendekatan geografi
1.2.1.2 Siswa dapat menyebutkan jenis
pendekatan geografi
1.2.1.3 Siswa dapat mengidentifikasi jenis pendekatan geografi
1.2.1.4 Siswa dapat menyebutkan contoh pendekatan geografi
Pertemuan
IV
1.3.1.1 Siswa dapat mendeskripsikan objek studi
geografi
1.3.2.1 Siswa dapat menjelaskan pengertian prinsip geografi
1.3.2.2 Siswa dapat menyebutkan prinsip-prinsip
geografi
1.3.2.3 Siswa dapat menjelaskan prinsip-prinsip
geografi
1.3.2.4 Siswa dapat menyebutkan contoh prinsip
geografi
Pertemuan
V dan VI
1.4.1.1 Siswa dapat menjelaskan perbedaan aspek fisik dan aspek sosial geografi
1.4.1.2 Siswa dapat memberikan contoh aspek-aspek
geografi dalam kehidupan sehari-hari
1.4.2.1 Siswa dapat menyebutkan ilmu bantu pada
studi geografi
1.4.3.1 Siswa dapat mendeskrisikan sarana bantu
pada studi geografi
1.4.3.1 Siswa dapat menjelaskan manfaat geografi
dalam berbagai aspek
|
Materi Pembelajaran
Hakikat Geografi
Metode Pembelajaran
§ Diskusi
§ Ceramah
§ Tanya jawab
§ Penugasan
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I dan II
Kegiatan
|
Waktu
|
Ket
|
A. Pendahuluan
|
10 menit
|
|
B. Kegiatan Inti
● Siswa membaca buku teks geografi tentang geografi
2. Elaborasi
● Siswa menjawab pertanyaan
tentang Konsep geografi
3. Konfirmasi
●
guru memberi
penegasan terhadap jawaban siswa
●
guru memberikan
makna tentang geografi
|
50 menit
|
|
C.Penutup
1.Guru mengarahkan siswa untuk membuat
rangkuman/kesimpulan tentang Konsep
geografi
2.Guru tanya jawab tentang kesimpulan
yang telah dirangkum oleh siswa dengan mengambil beberapa siswa
3.Guru mengarahkan siswa untuk membuat
tugas di rumah tentang Konsep geografi
|
10 menit
|
|
Pertemuan III
Kegiatan
|
Waktu
|
Ket
|
A. Pendahuluan
1.Berdoa
dan absensi siswa
2.Orientasi
: menanyakan tentang pendekatan ekologi
3.Apersepsi
: menanyakan tentang pengertian konsep aglomerasi
4.
Motivasi : memberikan gambaran tentang mamfaat mempelajari pendekatan geografi
5.Pemberian
acuan : menyampaikan garis besar materi yang akan dipelajari
6.Pembagian
kelompok belajar dan memjelaskan pelaksanan
mekanisme pembelajaran
|
10 menit
|
|
B. Kegiatan Inti
●
Siswa membaca buku
teks geografi tentang pendekatan geografi
2.
Elaborasi
●
Siswa menjawab pertanyaan tentang pendekatan
geografi
3.
Konfirmasi
●
guru memberi
penegasan terhadap jawaban siswa
●
guru memberikan makna tentang pendekatan geografi
|
50 menit
|
|
C.Penutup
1.Guru
mengarahkan siswa untuk membuat rangkuman/kesimpulan tentang pendekatan
geografi
2.Guru tanya jawab tentang kesimpulan yang telah dira ngkum oleh siswa
dengan mengambil beberapa siswa
3.Guru mengarahkan siswa untuk membuat tugas di rumah tentang pendekatan geografi
|
10 menit
|
|
Pertemuan IV
Kegiatan
|
Waktu
|
Ket
|
A. Pendahuluan
1.Berdoa
dan absensi siswa
2.Orientasi
: memperlihatkan beberapa contoh
daerah bencana yang terjadi di indonesia
3.Apersepsi
: menanyakan tentang prinsip geografi
4.Motivasi
: memberikan gambaran tentang mamfaat mempelajari prinsip geografi
5.Pemberian
acuan : menyampaikan garis besar materi yang akan dipelajari
6.Pembagian
kelompok belajar dan memjelaskan pelaksanan
mekanisme pembelajaran
|
10 menit
|
|
B. Kegiatan Inti
1. Eksplorasi
●
Siswa membaca buku
teks geografi tentang prinsip geografi
2.
Elaborasi
●
Siswa menjawab pertanyaan tentang prinsip
geografi
3.
Konfirmasi
●
guru memberi
penegasan terhadap jawaban siswa
●
guru memberikan makna tentang prinsip geografi
|
35 menit
|
|
C.Penutup
1.Guru mengarahkan siswa untuk membuat rangkuman/kesimpulan
tentang prinsip geografi
2.Guru tanya jawab tentang kesimpulan yang telah dirangkum oleh siswa
dengan mengambil beberapa siswa
3.Guru mengarahkan siswa untuk membuat tugas di rumah tentang prinsip geografi
|
10 menit
|
|
Pertemuan V dan VI
Kegiatan
|
Waktu
|
Ket
|
A. Pendahuluan
1.Berdoa Dan Absensi Siswa
2.Orientasi : Menanyakan Tentang Pengertian
Geografi
3 Apersepsi : menanyakan tentang prinsip geografi
4 Motivasi : memberikan gambaran tentang
mamfaat mempelajari aspek fisik dan aspek sosial geografi
5.Pemberian Acuan : menyampaikan garis besar
materi yang akan dipelajari
6.Pembagian kelompok belajar dan memjelaskan
pelaksanan mekanisme pembelajaran
|
10 menit
|
|
B. Kegiatan Inti
1. Eksplorasi
●
Siswa membaca buku
teks geografi tentang aspek fisik dan aspek sosial geografi
2.
Elaborasi
●
Siswa menjawab pertanyaan tentang aspek fisik
dan aspek sosial geografi
3.
Konfirmasi
●guru memberi penegasan terhadap jawaban siswa
●guru
memberikan makna tentang aspek fisik
dan aspek sosial geografi
|
50 menit
|
|
C.Penutup
1.
Guru mengarahkan siswa untuk membuat rangkuman/kesimpulan tentang aspek fisik dan aspek sosial geografi
2.
Guru tanya jawab tentang kesimpulan yang telah dirangkum oleh siswa
dengan mengambil beberapa siswa
3.
Guru mengarahkan siswa untuk membuat tugas di rumah tentang aspek fisik dan aspek sosial geografi
|
10 menit
|
|
Sumber /Bahan/Alat
a. Sumber : Buku
geografi 1 Yudistira SMA Kelas X, buku georafi Widya Utama
SMA Kelas X.
b. Alat : Laptop, Peta dan Globe.
Penilaian hasil belajar
1.Penilaian kognitif
-Teknik
penilaian :tes tertulis
-Bentuk Instrumen :Essay
bestruktur
-Intrumen :Terlampir
2.Penilaian afektif
-Teknik
penilaian : tertulis
-Bentuk Instrumen :observasi/pengamatan
-Instrumen :Terlampir
Mengetahui Sungai
Penuh, juni 2012
Kepala SMAN 2 Sungai Penuh Guru Mata Pelajaran
SUHATMAN
JAYA, S.Pd WIKE TRISNAWATI, S.Pd
NIP. 19601008 198403 1 005 NIP. 19870413 201101 2 013
DAFTAR
PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2006.
Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
http://uaksena.com/media-pembelajaran.html
diakses tanggal 29 mei 2012
Slavin, R.E. 2000. Educational Psychology: Theory
and Practice. Sixth Edition. Boston: Allyn and Bacon
Smaldino,
Sharon.E, dkk. 2011. Instructional Technology & Media For Learning. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar